Zeventina's Journey ~ Catatan Kebahagiaanku

Zeventina's Design JUST FOR U
"Blogspot, Wordpress, Yahoo 360's Themes"



Thursday, August 25, 2005 | 2:15 PM

Kontroversi sHa


Image hosted by Photobucket.com


Sejak berita kematian Sha aku dengar, sampai sekarang, kabar kematiannya menjadi topik hangat di kalangan para blogger. Apalagi sejak beritanya masuk Detik. Banyak sekali teman-teman atau orang yang tak kukenal masuk ke YM-ku. Mereka rata-rata mencari tahu sebab kematiannya.

Aku cerita tentang Sha, ya. Aku kenal Sha hanya lewat blog. Aku tak pernah ketemu langsung. Dia beberapa kali memberi comment di blog-ku. Salah satunya yang aku suka yang ini:

murid baru said...
Bu Guru Tina,Saya nda bisa cerewet di kelas baru :(Kenapa yah? apa kalo di kelas nda boleh banyak bicara yak???
6:08 AM


Comment itu Sha tulis saat mengomentari blog bahasa Jermanku. Sha bilang mau ikut belajar bahasa Jerman. Dia menamakan dirinya murid bandel. Aku sering senyum-senyum kalau ingat istilah dia.
Kenapa aku merasa dekat dengan Sha? Mungkin karena Sha berasal dari Solo, sama dengan mamaku yang orang Solo juga. Aku suka tanya2 bagaimana kabar Solo sekarang. Aku juga suka godain dia di shoutboxnya, minta timlo. Komentar Sha di shoutbox-ku atau di comment-ku lucu-lucu. Itu yang membuatku kaget saat mendengar kabar kematiannya. Wajar kan kalau aku merasa sangat kehilangan.

Beberapa hari, setelah aku tulis puisiku untuk Sha, aku sempat malas blogwalking. Masih ga enak perasaan dan sedih karena kehilangan. Aku berdoa buat Sha, agar dia tenang disana. Tetapi aneh sekali. Biasanya sesudah doa aku tenang. Kali ini aku malah mimpi. Dalam mimpiku Sha masih hidup dan segar bugar. Kuceritakan mimpiku ke Dan. Dan bilang Sha sudah pergi, Tin. Relain ya. Mayatnya sudah dikremasi dan abunya dibuang ke laut. Iya. Aku jawab bahwa mimpiku sih selalu hanya sekedar mimpi. Tak pernah benar-benar terjadi. Tak seperti mimpinya Sha yang eksak. Dan pun tertawa.

Dan dengan aku kadang ngobs bareng. Saling menguatkan. Tapi belakangan kulihat Dan sudah bisa menerima kematian Sha. Ya sudah. Syukurlah. Aneh juga ya dunia cyber. Kita belum saling ketemu tapi sudah bisa saling sedih, saling menguatkan.

Hari ini, aku tersentak. Temanku memberitahu kalau Sha masuk detik. Ada berita tentang Sha. Ternyata wartawan detik check langsung ke Solo. Disana tak tercatat berita kematian Sha di gereja tempat Sha sering kesana. Mereka agak ragu apakah Sha benar-benar meninggal atau tidak. Karena nama Sha pun tak terdaftar di sekolah tempat Sha sekolah seperti yang Sha tulis di blognya.

Aku jadi bingung. Tak tahu lagi yang mana yang benar. Dan cerita ke aku rincian kematian Sha berdasarkan sms pemberitahuan saudaranya Sha. Detail emailnya bagaimana, tak usah kuceritakan deh. Aku sudah komitmen ke Dan untuk tidak cerita ke siapapun. Tetapi intinya adalah tgl. 16 Ags 2005 jam 11.15 Sha masih posting blognya. Lalu setelah itu jam 13.00 meninggal karena pendarahan di dada. Itu saja. Dan sendiri tidak melihat langsung. Hanya lewat foto dan pemberitahuan lewat sms dari saudaranya Sha. Itu yang aku tahu.

Sekarang, berita Sha begitu booming. Kematiannya antara nyata dan tidak. Aku berusaha melihat blognya. Aku jadi bingung sendiri blognya sudah berubah. Mungkin ada yang Sha beritahu passwordnya? Entahlah. Biarlah menjadi rahasia Sha sendiri, dimanapun Sha berada kini. Entah masih di bumi atau sudah di surga.

Yang pasti, kalau Sha ternyata masih hidup.. biarlah sha sendiri yang tahu tujuan dari semua ini. Tak perlu penghakiman. Karena itu kan haknya Sha. Paling kalau Sha ternyata masih hidup dan kita sempat ketemuan, aku akan jewer kupingnya karena bandel.. bikin heboh banyak orang. Tapi kalau ternyata Sha benar-benar sudah pergi, biarlah dia pergi dengan tenang. Dan menyanyikan melodi kehidupan dengan irama yang penuh kedamaian.

Waktu akan membuktikan...



12 comments