Tuesday, November 15, 2005 | 10:32 PM
Sistem Pendidikan Di Jerman
Di Jerman ada peraturan yang 'aneh' tentang sistem pendidikan anak. Sejak kelas 4 SD anak sudah dinilai apakah kelak bisa masuk Universitas atau tidak. Kalau masih kelas 1, 2 atau 3 SD masih bisa tinggal kelas (mengulang), tetapi kalau sudah kelas 4 SD, tak ada kesempatan untuk mengulang. Jadi bagi anak yang dinilai kurang mampu di kelas 4, anak itu sudah dipastikan kelak tidak bisa masuk Universitas. Dia langsung diarahkan ke sekolah kejuruan. Disatukan sama anak yang dinilai 'tidak mampu' lainnya.
Kalau di Indonesia, penjurusan kan mulai SMA. Sangat wajar dan manusiawi, karena anak sebesar itu tentu sudah tahu minatnya kelak akan kemana. Ini kelas 4 SD.. mana mampu anak seusia segitu disuruh memilih kejuruan? Uh... pengen protessssssss...
Chacha sekarang duduk di kelas 3 SD, walau umurnya baru 7 tahun. Pelajaran kelas 3 SD di Jerman sudah lumayan padat, PRnya juga banyak. Melihat perbandingan umur Chacha dengan tugas yang demikian banyak, rasanya tak sesuai. Kadang ditengah kegembiraan karena punya anak 'pintar', aku juga sedih karena waktunya habis buat belajar. Seharusnya Chacha belum 'layak' dibebani tugas sebanyak itu. Masa bermainnya jadi kurang. Maafin mama ya sayang, kalau kadang mama agak keras...
Dulu setelah masuk VKL/Vorbereitung Klasse (Kelas Persiapan bagi anak asing), Chacha masih umur 5 tahun. Hanya 8 bulan di VKL, gurunya menaikkan Chacha langsung ke kelas 2 SD. Aku dulu bingung, kok bisa langsung loncat gitu? Ternyata pertimbangan guru, Chacha dinilai 'super'.. bisa baca tulis juga bisa cepat adaptasi bahasa. Jadilah umur 6 tahun kelas 2 SD.
Lalu tahun berikutnya (2005) naik ke kelas 3 SD. Sekarang, hampir kelas 4 SD, aku deg degan sendiri. Kelas 4 SD adalah babak penentu untuk kisah kelanjutan pendidikan Chacha. Rasanya terlalu berat untuk memutuskan apakah aku setuju kalau Chacha naik kelas? Karena kalau nanti anaknya tidak mampu, tak ada kesempatan lagi buat mengulang. Sedangkan aku sangat ingin kelak Chacha masuk Universitas.
Satu sisi lain, ini seperti tantangan. Apakah Chacha bisa sanggup bersaing dengan anak2 Jerman yang memang pintar ngomong Jerman sejak lahir? Tadi gurunya bilang, kalau saja Chacha tak ada kendala bahasa, dia bisa jadi yang terbaik. Gurunya bilang Chacha pinter. Hanya kendala bahasa saja yang bikin Chacha harus 'lebih berjuang' dibanding anak2 Jerman. Uh.. kasihan ya Chacha, masih imut begitu harus kerja ekstra keras.. Bahasa Jerman tuh ga gampang loh.. njelimet!
Mulai sekarang, aku harus makin intens ngajarin Chacha belajar, persiapan kelas 4 nanti yang menjadi babak penentu. Semoga Chacha bisa deh melalui proses di kelas 4 nanti..
|